TRIP TO HAMBAU
Sebelum gue cerita tentang pengalaman gue di Hambau, tak
sengaja gue membuka catatan pribadi gue sekitar 1 tahun yang lalu, tepatnya di
tanggal 23 Maret 2011. Disitu gue menemukan semacam pengharapan gue, bahwasanya
gue ingin banget pergi ke Riau, untuk melintasi Pelabuhan dumai dan ingin
menjelajah Asia Tengggara.
Danau Semayang Is A Wonderful Lake
Bagi para pencinta fotografi nih tempat sumpah bangus banget, menawarkan banyak objek jepretan, dijamin pemandangannya seperti wallpaper pemandangan. Hal ini juga dilakukan sama boss Firzy, jepret sana, jepret sini, untung nggak sendalnya yang kena jeprettt buaya. Apalagi kita datang tepat di sore hari, beuuuh cakep bangettt sunsetnya, kerenn.
Jika ada CESS lain yang lewat sama-sama saling mengurangi kecepatan, supaya tidak terombang ambing arus... Danau semayang is a wonderful lake. Mengarungi arus di danau ini memakan waktu 2 jam untuk sampai di Kahala. Di tengah perjalanan, gue kebelet pipis, duh air sih banyak, tapi pipisnya dimana, akhirnya ada jamban mengapung, karena da kebelet pipis, ya gue pipis berbekal dengan sebotol Aqua. Ya mau gimana lagi, daripada gue berhenti di semak-semak. Serem gila.
Pola pemukiman desa di sana sangat terpadu, dimana pusat-pusat masyarakat menyatu di satu tempat, contohnya, terpadunya kantor desa, sekolah, Masjid, Puskemas, Lapangan Bola, itu terpusat dan bedekatan, selebihnya dikeliling pemukiman penduduk. Yang gue amaze sama desa di kalimantan, setiap desa punya stadion bola. Lengkap beserta tempat duduknya,,, itu sih, ya iyalah secara di Jakarta susah bener gitu nemuin lapangan sepak bola.
Seru sih makan ditempatnya pak udin, Cuma jangan datang dipagi hari karena banyak benda asing yag siap menggenang di depan anda,,,,(nggak perlu gue ceritakan ya, you know lah apa itu).
Demikian ending dari perjalanan kami ini, semoga bermanfaat untuk yang ingin ke daerah pedalaman Kalimantan, khusunya Kalimantan Timur.
Yang Gue tulis pada saat itu adalah:
Ya Tuhan hamba ingin menjadi petualang yang bisa memberikan manfaat
kepada orang lain. Ijinkanlah jika nanti di Riau buka rumah belajar. Tolong support
untuk diriku menjadi manusia yang kuat dan mampu bertahan. Please aku ingin melihat pelabuhan dan kapal kapal besar. Melihat perkampungan
nelayan yang terkuras kekayaannya oleh
bangsa asing dengan dalih investasi. Menjelajahi Asia Tenggara, dengan pintu
gerbangnya pelabuhan Dumai. Rasanya memang tidak mungkin tetapi.... aku berharap ada harapan ke sana.
Itulah doa
gue tepat di satu tahun yang lalu, dan Tuhan menjawab doa gue itu satu tahun
kemudian. Tuhan membukakan mata hati pak jamil untuk mengirimkan seorang
Perempuan (gue) ke Hambau.
Ok, sekarang gue mau Share Tempat seperti apa sih Hambau.
Pertama kali
denger kata Hambau, yang terlintas di benak gue, itu nama apaan sih ?
Hambau adalah
nama desa di pedalaman Kalimantan Timur, lebih tepatnya, bagian dari kecamatan
Kambang Janggut, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
Waktu
penunjukkan PO (project Officer) gue sih sama sekali nggak ngebayangin
ditugasin di sana. Paling yang akan
dilempar ke sana bagiannya cowok-cowok bedebret. ( contahnya dudul, Aimam,
atau Agung). Jrengggg ketika gue buka
email, Nama gue tercantum sebagai orang yang akan ditugaskan ke sana. Takjub setengah mati gue, amazing banget, jiwa
adventure gue langsung menggelora, kepengen pake sepatu boot, topi, senapan dan
membawa peta, berasa Horrison Ford di Indiana Jones. Halah lebay khayalannya
tingkat dewa
(dung-dung).
(dung-dung).
Dengan segudang
bekal cerita dari Jamil dan Oky, sangat mengerikan sekali, (ah itu sih emang
mereka suka lebay aja). Ternyata omongannya mereka terbukti hanyalah bualan besar.
Kondisi di sana asyik kok menyenangkan dan jauh dari pusat peradaban. Oh satu lagi lupa sebelum gue cerita serunya perjalanan gue, partner gue
selama satu minggu yaitu: Bos gue sendiri, Firza Morizzon alias Firza Bagol
(uppps sorry boss)
Perjalanan ke
sana memang sangat jauh, butuh uang yang banyak dan
yang pasti butuh tenaga ekstra.
Dari Jakarta Kita menuju ke Balikpapan, tepat di Bandara International Sepinggan, dari sana kita sewa mobil
kijang Inova untuk tujuan ke kota
Bangun. Selama 6 jam kita di dampingi
oleh sopir asal Purwodadi namanya Pak Sudar,,,,, asyyikk sih orangnya,,,,
Perjalanan dari Balikpapan-Kota
Bangun memang cukup melelahkan, selama 6 Jam kita melewati jalur perbukitan
yang gimana ya, ,,,, kalo kata gue sih menyedihkan karena gue membayangkan
hutan rimba yang hijau, tetapi yang gue
lewati hutan yang sudah berubah menjadi kebun karet, kelapa sawit, dan tambang batubara, bukitnya banyak yang gundul dan
gersang. Cuma ada satu bukit yg masih hijau yaitu bukit Soeharto. Itu lumayan
hijau, masih terasa suasana hutannya. Disana ada konservasi Beruang madu.
Tepi Sungai mahakam |
Danau Semayang Is A Wonderful Lake
Sampai di Kota bangun, perjalanan dilanjutkan ke Kahala, untuk mencapai
kecamatan Kahala, kita harus menyebrangi Danau Semayang, danau terluas di pulau
Kalimantan. Wah ini merupakan sensasi yang luar biasa, naik taksi air namanya
CESS. Di sana kita menyewa CESS nya pak Mimin, langganananya Oky dan Jamil waktu
berangkat dulu. Gue pikir yang namanya pak Mimin tuh dah aki-aki, nggak tahunya
masih paruh baya, tapi ya kelihatan sudah beranak istri.
Terpaan angin menyapa seluruh muke, badan hingga kaki,,,,,, 10 menit sih
masihhhh cengengesan gue sama bos firzy, hahahha, iya bagus, bagus , keren ya,
selang 10 menit kemudian, gue diem, dia diem, angin mulai masuk keseluruh tubuh
kita, gila, untung gue siap tolak angin. Yup syal penutup wajah, lumayan
menghalau terpaan angin supaya nggak masuk ke mulut langsung.
Bagi para pencinta fotografi nih tempat sumpah bangus banget, menawarkan banyak objek jepretan, dijamin pemandangannya seperti wallpaper pemandangan. Hal ini juga dilakukan sama boss Firzy, jepret sana, jepret sini, untung nggak sendalnya yang kena jeprettt buaya. Apalagi kita datang tepat di sore hari, beuuuh cakep bangettt sunsetnya, kerenn.
Kapal Tongkang Pengangkut Batubara |
Jika ada CESS lain yang lewat sama-sama saling mengurangi kecepatan, supaya tidak terombang ambing arus... Danau semayang is a wonderful lake. Mengarungi arus di danau ini memakan waktu 2 jam untuk sampai di Kahala. Di tengah perjalanan, gue kebelet pipis, duh air sih banyak, tapi pipisnya dimana, akhirnya ada jamban mengapung, karena da kebelet pipis, ya gue pipis berbekal dengan sebotol Aqua. Ya mau gimana lagi, daripada gue berhenti di semak-semak. Serem gila.
Sampai di Kecamatan Kahala, kita naik mobil lagi, untuk menuju di desa Hambau. Waktu menunjukkan pukul
18.30, magrib di tengah hutan, duh kalo gue sendirian gawat juga ya,,,,,,
jalannya rusak, gelap, jauh dari rumah penduduk, kalo mogok gimana coba,
aduhhh..... Kahala-Hambau menempuh waktu 1 ½ jam. Badan masuk angin, perut laper, ngantuk pula, capek,
ditemani lagu dangdut remix disko akhirnya sampai juga kita di desa Hambau. Magrib-magrib
si Om nyetel lagunya begituan, gue da
nggak mau komen apalagi kasih masukan da capekkkk, gue diem, bos juga
diem. Setelah cedag- cedug selama 1 ½ jam,
akhirnya nyampe juga di desa Hambau.
Sampai di sana kita disambut oleh Pak Erwin, Pak Herman, dan Pak Iwan dari
MSA Agro, mereka baik mengantarkan kita ke penginapan. Akhirnya dapet kamar
juga, bersih pula,,,,, Alhamdulilah ini
mungkin yang dinamakan dengan rezeki. Badan gue remukkkk bangettt.
Desa Hambau
Desa Hambau, menurut penuturannya si Pak guru Erwin, berasal dari nama
orang, yaitu Hambali, tapi kenapa jadi namanya Hambau ya, nah itu dia yang Pak
Erwin belum sempat jelaskan. Mungkin memang pengetahuannya dia masih
minim.(upsss Sory pak ).
Disana kita melakukan persiapan untuk peresmian rumah belajar, kita juga
berkunjung untuk mencari data di dua desa yaitu Loah Sakoh dan Genting Tanah,
biasalah kita berkenalan dengan beberapa sekdes (sekertaris desa) dari dua
tempat yang gue kunjungin pak kadesnya sama—sama sedang di Tenggarong ada acara
dengan Bupati.
Lapangan sepak Bola Desa Loah Sakoh |
Pola pemukiman desa di sana sangat terpadu, dimana pusat-pusat masyarakat menyatu di satu tempat, contohnya, terpadunya kantor desa, sekolah, Masjid, Puskemas, Lapangan Bola, itu terpusat dan bedekatan, selebihnya dikeliling pemukiman penduduk. Yang gue amaze sama desa di kalimantan, setiap desa punya stadion bola. Lengkap beserta tempat duduknya,,, itu sih, ya iyalah secara di Jakarta susah bener gitu nemuin lapangan sepak bola.
Penduduk Lokal
Disana gue
bersosialiasasi dengan penduduk lokal yang bernama pak Udin seorang rantauan dari Banjar yang sudah menetap lama di Desa Hambau, gile keren tuh bapak, punya warung apung di tepi sungai
Belayan. Anti banjir, jika air pasang
warungnya ya ikutaan naik, warungnya pak Udin ini salah satu spot favorite para
nahkoda sungai, di sepanjang sungai belayan ini banyak dermaga sungai yang
dijadikan tempat untuk peristirahatan
maupun moda transportasi para pekerja kebun yang pulang dan pergi.
bersandar di dermaga sungai |
Dermaga sungai Belayan |
Seru sih makan ditempatnya pak udin, Cuma jangan datang dipagi hari karena banyak benda asing yag siap menggenang di depan anda,,,,(nggak perlu gue ceritakan ya, you know lah apa itu).
Selain warungnya Pak Udin, salah satu tempat makan yang sering kita
kunjungi adalah warung makannya Pak Tutu dan Bu Tutu, pasangan asal Surabaya
ini merantau jauh ke Hambau untuk penghidupan yang lebih baik. Pak Tutu
ternyata seorang seniman loh, dia bisa melukis, ya ,,, sebagai orang yg nggak
ngerti seni, gue no comment dah hasil lukisanya, cukup lihat aja sendiri hasil
karyanya.
Emang dasar karakter orang Jawa Timur, rameh bener dahhhhh, mereka tiadaa
habis guyon selama melayani kami, ramehnya bukan mainnnn ini warung.
Da kayak nonton ketoprak humor. Nasi goreng
disana kenapa warnanya merah ya, ternyata pakai saossss, duh kalo gue yang
goreng kayaknya laku banget tuh nassi uduk dan sayur asem gue........secara
nggak ada juga gitu yang jualan.
Pak Ustad dan Pembawa Acara
Nah ini dia yang ditunggu-tunggu, jauh-jauh gue dateng ke Hambau, ketemu
lagi sama sosoknya pak Abdul Halim, mantan patner gue dulu di PKBM. Mirip
banget dah kelakuannya, namanya pak guru Ari, beliau ngajar kelas 3 SD, persis
di depan rumah belajar kami terdapat SD tempat pak Arie mengajar.
MMMh waktu gladi resik sih nih orang sumpah kocak banget, cekikikan aja kerjanya,,, lagaknya sudah seperti MC elektune (organ tunggal),,,, gue lemparin senyum eh dia bilang “ eh jangan kita senyumin seperti itu, nanti saya tumbang, nanti malem nggak bisa ngemci gimana” waduhhhh, orang Cuma senyum, niatnya mulia,,, jadi pengen lemparin asbak,,,,, hadehhh ada–ada aja kelakuannya. Pas acaranya tiba hilang semua tuh cekikikannya, jadi serius banget malah cenderung kaku alia gugup. But so far acara berjalan lancar, dan hikmat,,, thank u pak Arieee, jangan lupa ya, mengajarnya harus tepat waktu lohhh.
MMMh waktu gladi resik sih nih orang sumpah kocak banget, cekikikan aja kerjanya,,, lagaknya sudah seperti MC elektune (organ tunggal),,,, gue lemparin senyum eh dia bilang “ eh jangan kita senyumin seperti itu, nanti saya tumbang, nanti malem nggak bisa ngemci gimana” waduhhhh, orang Cuma senyum, niatnya mulia,,, jadi pengen lemparin asbak,,,,, hadehhh ada–ada aja kelakuannya. Pas acaranya tiba hilang semua tuh cekikikannya, jadi serius banget malah cenderung kaku alia gugup. But so far acara berjalan lancar, dan hikmat,,, thank u pak Arieee, jangan lupa ya, mengajarnya harus tepat waktu lohhh.
Acara peresmian ditutup oleh Pak Ustad, gue lupa siapa nama ustadnya, yang
jelas beliau adalah tokoh agama desa hambau, maaf ya pak aku lupa namanya.
Di sana gue banyak tahu tentang desa Hambau dari Ibu pirawati, beliau
adalah guru komputer rumah belajar. Salut sama dia, alumni universitas
Mulawarman, jurusan Ekonomi, membaktikan ilmunya untuk masyarakat desa Hambau,
sebagai perempuan kelahiran Hambau asli, dedikasinya terhadap anak-anak begitu
luar biasa, tetap semangat ya bu. Nanti gantian jika ibu Ke Jakarta akan saya
ajak keliling, meskipun nggak selancar jalannya di desa, setidaknya merasakan
hiruk pikuknya kota jakarta, yang macet dan crowded sangat.
Thanks banget sudah nemani ke pasar
genting tanah, enak juga bu Pentol gorengnya,,,
So ending dari Trip to Hambau, kita pamitan dengan teman-tema MSA Agro,
dengan membawa seruang dua biji,,,, bos firzi mana mau dia bawa beginian,
akhirnya karena kecintaan gue sama keunikan, ya ditenteng-tenteng lah itu
topi.....
Seruang Topi Khas Kutai |
################################################################################
Salam Kehangatan
@djidiastuty
Komentar
Amin ya Allah
Silahkan belajar dan berkunjung ke rumah belajar ya, karena memang kita ingin
masyarakat di sana menikmati fasilitas yang kami sediakan.
Mba impress banget sama pengalamannya disana .
saya beru saja diterima kerja di perusahaan karet pt multistrada agro Intr. dan akan ditempatkan didesa Hambau .
klo harga- harga kelengkapan sehari-hari disana mahal sekali kah ?? trus kira2 kita perlu persiapan apa saja ya ?
mungkin saya akan setahun ditempatkan disana .