TRIP TO HAMBAU

Sebelum gue cerita tentang pengalaman gue di Hambau, tak sengaja gue membuka catatan pribadi gue sekitar 1 tahun yang lalu, tepatnya di tanggal 23 Maret 2011. Disitu gue menemukan semacam pengharapan gue, bahwasanya gue ingin banget pergi ke Riau, untuk melintasi Pelabuhan dumai dan ingin menjelajah Asia Tengggara.

Yang Gue tulis pada saat itu adalah: 

Ya Tuhan hamba ingin menjadi petualang yang bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Ijinkanlah jika nanti di Riau buka rumah belajar. Tolong support untuk diriku menjadi manusia yang kuat dan mampu bertahan. Please aku ingin melihat pelabuhan dan kapal kapal besar. Melihat perkampungan nelayan yang terkuras  kekayaannya oleh bangsa asing dengan dalih investasi. Menjelajahi Asia Tenggara, dengan pintu gerbangnya pelabuhan Dumai. Rasanya memang tidak mungkin tetapi.... aku berharap ada harapan ke sana.

Itulah doa gue tepat di satu tahun yang lalu, dan Tuhan menjawab doa gue itu satu tahun kemudian. Tuhan membukakan mata hati pak jamil untuk mengirimkan seorang Perempuan (gue) ke Hambau. 

Ok, sekarang gue mau Share Tempat seperti apa sih Hambau.

Pertama kali denger kata Hambau, yang terlintas di benak gue, itu nama apaan sih ?

Hambau adalah nama desa di pedalaman Kalimantan Timur, lebih tepatnya, bagian dari kecamatan Kambang Janggut, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.

Waktu penunjukkan PO (project Officer) gue sih sama sekali nggak ngebayangin ditugasin di sana. Paling  yang akan dilempar ke sana bagiannya cowok-cowok bedebret. (  contahnya dudul, Aimam, atau Agung).  Jrengggg ketika gue buka email, Nama gue tercantum sebagai orang yang akan ditugaskan ke sana. Takjub setengah mati gue, amazing banget, jiwa adventure gue langsung menggelora, kepengen pake sepatu boot, topi, senapan dan membawa peta, berasa Horrison Ford di Indiana Jones. Halah lebay khayalannya tingkat dewa 
(dung-dung).

Dengan segudang bekal cerita dari Jamil dan Oky, sangat mengerikan sekali, (ah itu sih emang mereka suka lebay aja). Ternyata omongannya mereka terbukti hanyalah bualan besar. Kondisi di sana asyik kok menyenangkan dan jauh dari pusat peradaban. Oh satu lagi lupa sebelum gue cerita serunya perjalanan gue, partner gue selama satu minggu yaitu: Bos gue sendiri, Firza Morizzon alias Firza Bagol (uppps sorry boss)

Perjalanan ke sana memang sangat jauh,  butuh uang yang banyak dan yang pasti butuh tenaga ekstra.

Dari Jakarta Kita menuju ke Balikpapan, tepat di Bandara International Sepinggan,  dari sana kita sewa mobil kijang Inova  untuk tujuan ke kota Bangun. Selama 6 jam kita di dampingi oleh sopir asal Purwodadi namanya Pak Sudar,,,,, asyyikk sih orangnya,,,,

Perjalanan dari  Balikpapan-Kota Bangun memang cukup melelahkan, selama 6 Jam kita melewati jalur perbukitan yang gimana ya, ,,,, kalo kata gue sih menyedihkan karena gue membayangkan hutan rimba  yang hijau, tetapi yang gue lewati hutan yang sudah berubah menjadi kebun karet, kelapa sawit, dan tambang batubara, bukitnya banyak yang  gundul dan gersang. Cuma ada satu bukit yg masih hijau yaitu bukit Soeharto. Itu lumayan hijau, masih terasa suasana hutannya. Disana ada konservasi Beruang madu. 

Tepi Sungai mahakam


















Danau Semayang Is  A Wonderful Lake

Sampai di Kota bangun, perjalanan dilanjutkan ke Kahala, untuk mencapai kecamatan Kahala, kita harus menyebrangi Danau Semayang, danau terluas di pulau Kalimantan. Wah ini merupakan sensasi yang luar biasa, naik taksi air namanya CESS. Di sana kita menyewa CESS nya pak Mimin, langganananya Oky dan Jamil waktu berangkat dulu. Gue pikir yang namanya pak Mimin tuh dah aki-aki, nggak tahunya masih paruh baya, tapi ya kelihatan sudah beranak istri.

Terpaan angin menyapa seluruh muke, badan hingga kaki,,,,,, 10 menit sih masihhhh cengengesan gue sama bos firzy, hahahha, iya bagus, bagus , keren ya, selang 10 menit kemudian, gue diem, dia diem, angin mulai masuk keseluruh tubuh kita, gila, untung gue siap tolak angin. Yup syal penutup wajah, lumayan menghalau terpaan angin supaya nggak masuk ke mulut langsung.





















Bagi para pencinta fotografi nih tempat sumpah bangus banget, menawarkan banyak objek jepretan, dijamin pemandangannya seperti wallpaper pemandangan. Hal ini juga dilakukan sama boss Firzy, jepret sana, jepret sini, untung nggak sendalnya yang kena jeprettt buaya. Apalagi kita datang tepat di sore hari, beuuuh cakep bangettt sunsetnya, kerenn.

Kapal Tongkang Pengangkut Batubara



Katanya sih ada buayanya 



















Jika ada CESS lain yang lewat sama-sama saling mengurangi kecepatan, supaya tidak terombang ambing arus... Danau semayang is a wonderful lake. Mengarungi arus di danau ini memakan waktu 2 jam untuk sampai di Kahala. Di tengah perjalanan, gue kebelet pipis, duh air sih banyak, tapi pipisnya dimana, akhirnya ada jamban mengapung, karena da kebelet pipis, ya gue pipis  berbekal dengan sebotol Aqua. Ya mau gimana lagi, daripada gue berhenti di semak-semak. Serem gila.

Sampai di Kecamatan Kahala, kita naik mobil lagi, untuk menuju  di desa Hambau. Waktu menunjukkan pukul 18.30, magrib di tengah hutan, duh kalo gue sendirian gawat juga ya,,,,,, jalannya rusak, gelap, jauh dari rumah penduduk, kalo mogok gimana coba, aduhhh..... Kahala-Hambau menempuh waktu 1 ½ jam. Badan  masuk angin, perut laper, ngantuk pula, capek, ditemani lagu dangdut remix disko akhirnya sampai juga kita di desa Hambau. Magrib-magrib si Om  nyetel lagunya begituan, gue da nggak mau komen apalagi kasih masukan da capekkkk, gue diem, bos juga diem.  Setelah cedag- cedug selama 1 ½ jam, akhirnya nyampe juga di desa Hambau.

Sampai di sana kita disambut oleh Pak Erwin, Pak Herman, dan Pak Iwan dari MSA Agro, mereka baik mengantarkan kita ke penginapan. Akhirnya dapet kamar juga,  bersih pula,,,,, Alhamdulilah ini mungkin yang dinamakan dengan rezeki. Badan gue remukkkk bangettt.

Desa Hambau
Desa Hambau, menurut penuturannya si Pak guru Erwin, berasal dari nama orang, yaitu Hambali, tapi kenapa jadi namanya Hambau ya, nah itu dia yang Pak Erwin belum sempat jelaskan. Mungkin memang pengetahuannya dia masih minim.(upsss Sory pak ).

Disana kita melakukan persiapan untuk peresmian rumah belajar, kita juga berkunjung untuk mencari data di dua desa yaitu Loah Sakoh dan Genting Tanah, biasalah kita berkenalan dengan beberapa sekdes (sekertaris desa) dari dua tempat yang gue kunjungin pak kadesnya sama—sama sedang di Tenggarong ada acara dengan Bupati.

Lapangan sepak Bola Desa Loah Sakoh



















Pola pemukiman desa di sana sangat terpadu, dimana pusat-pusat masyarakat menyatu di satu tempat, contohnya, terpadunya kantor desa, sekolah, Masjid, Puskemas, Lapangan Bola, itu terpusat dan bedekatan, selebihnya dikeliling pemukiman penduduk. Yang gue amaze sama desa di kalimantan, setiap desa punya stadion bola. Lengkap beserta tempat duduknya,,, itu sih, ya iyalah secara di Jakarta susah bener gitu nemuin lapangan sepak bola.

Penduduk Lokal

Disana gue bersosialiasasi dengan penduduk lokal yang bernama pak Udin seorang rantauan dari Banjar yang sudah menetap lama di Desa Hambau, gile keren tuh bapak, punya warung apung di tepi sungai Belayan. Anti banjir, jika air pasang warungnya ya ikutaan naik, warungnya pak Udin ini salah satu spot favorite para nahkoda sungai, di sepanjang sungai belayan ini banyak dermaga sungai yang dijadikan  tempat untuk peristirahatan maupun moda transportasi para pekerja kebun yang pulang dan pergi.

bersandar di dermaga sungai
Dermaga sungai Belayan





































Seru sih makan ditempatnya pak udin, Cuma jangan datang dipagi hari karena banyak benda asing yag siap menggenang di depan anda,,,,(nggak perlu gue ceritakan ya, you know lah apa itu).

Selain warungnya Pak Udin, salah satu tempat makan yang sering kita kunjungi adalah warung makannya Pak Tutu dan Bu Tutu, pasangan asal Surabaya ini merantau jauh ke Hambau untuk penghidupan yang lebih baik. Pak Tutu ternyata seorang seniman loh, dia bisa melukis, ya ,,, sebagai orang yg nggak ngerti seni, gue no comment dah hasil lukisanya, cukup lihat aja sendiri hasil karyanya.

Emang dasar karakter orang Jawa Timur, rameh bener dahhhhh, mereka tiadaa habis guyon  selama melayani kami, ramehnya bukan mainnnn ini warung. Da kayak nonton ketoprak humor.  Nasi goreng disana kenapa warnanya merah ya, ternyata pakai saossss, duh kalo gue yang goreng kayaknya laku banget tuh nassi uduk dan sayur asem gue........secara nggak ada juga gitu yang jualan.

Pak Ustad  dan Pembawa Acara

Nah ini dia yang ditunggu-tunggu, jauh-jauh gue dateng ke Hambau, ketemu lagi sama sosoknya pak Abdul Halim, mantan patner gue dulu di PKBM. Mirip banget dah kelakuannya, namanya pak guru Ari, beliau ngajar kelas 3 SD, persis di depan rumah belajar kami terdapat SD tempat pak Arie mengajar.

MMMh waktu gladi resik sih nih orang sumpah kocak banget, cekikikan aja kerjanya,,, lagaknya sudah seperti MC elektune (organ tunggal),,,, gue lemparin senyum eh dia bilang “ eh jangan kita senyumin seperti itu, nanti saya tumbang, nanti malem nggak bisa ngemci gimana” waduhhhh, orang Cuma senyum, niatnya mulia,,, jadi pengen lemparin asbak,,,,, hadehhh ada–ada aja kelakuannya. Pas acaranya tiba hilang semua tuh cekikikannya, jadi serius banget malah cenderung kaku alia gugup. But so far acara berjalan lancar, dan hikmat,,, thank u pak Arieee, jangan lupa ya, mengajarnya harus tepat waktu lohhh.


Acara peresmian ditutup oleh Pak Ustad, gue lupa siapa nama ustadnya, yang jelas beliau adalah tokoh agama desa hambau, maaf ya pak aku lupa namanya.

Di sana gue banyak tahu tentang desa Hambau dari Ibu pirawati, beliau adalah guru komputer rumah belajar. Salut sama dia, alumni universitas Mulawarman, jurusan Ekonomi, membaktikan ilmunya untuk masyarakat desa Hambau, sebagai perempuan kelahiran Hambau asli, dedikasinya terhadap anak-anak begitu luar biasa, tetap semangat ya bu. Nanti gantian jika ibu Ke Jakarta akan saya ajak keliling, meskipun nggak selancar jalannya di desa, setidaknya merasakan hiruk pikuknya kota jakarta, yang macet dan crowded sangat.

Thanks banget sudah nemani ke pasar  genting tanah, enak juga bu Pentol gorengnya,,,

So ending dari Trip to Hambau, kita pamitan dengan teman-tema MSA Agro, dengan membawa seruang dua biji,,,, bos firzi mana mau dia bawa beginian, akhirnya karena kecintaan gue sama keunikan, ya ditenteng-tenteng lah itu topi.....

Seruang Topi Khas Kutai
Demikian ending dari perjalanan kami ini, semoga bermanfaat untuk yang ingin ke daerah pedalaman Kalimantan, khusunya Kalimantan Timur. 

################################################################################

Salam Kehangatan 
@djidiastuty 

Komentar

what a world! mengatakan…
I'm planning to visit a zillion places, it's still a plan though. tapi gue juga harus pergi, harus!!! gue harus ke bukit tinggi the very first adventure destination of mine. tempat dimana novel-novel pujangga sumatra barat yang mengundang gue lewat penuturannya dengan genitnya. ihiiiy, eh you did a very great job! amazing trip!
Pojok Djidiastuty mengatakan…
oh my god eka, i miss u so much, hopely we would go to America together. one day we will going to bukit tinggi, and pak diding as a guide,,,,

Amin ya Allah
what a world! mengatakan…
amin ya Allah... eh fotonya keren-keren euy!
annas syaroni mengatakan…
ga pengen ke pelosok gt... hahaha
Pojok Djidiastuty mengatakan…
Annas mah cocoknya ke Hutan Rimba gih sono,,,,,
Pojok Djidiastuty mengatakan…
nabung ka dari sekarang, nanti akhir tahun kita ke sana.
Unknown mengatakan…
Saya sangat tertarik dan cukup bangga keikhlasan anda datang ke pelosok sepeti tempat kami, saya memang sering melintas di hambau dan melihat ada tu rumah belajar, kebetulan saya tinggal di kampung tetangga desa hambamu tersebut, sekitar 4 jam perjalanan lagi kearah hulu sungai dan menyeberang sungai lagi. Saya ingin bertanya bagimana caranya agar desa ditempat kami bisa mendapatkan tempat belajar seperti desa hambau itu. Terimakasih.
Pojok Djidiastuty mengatakan…
terimakasih telah membaca blog saya.
Silahkan belajar dan berkunjung ke rumah belajar ya, karena memang kita ingin
masyarakat di sana menikmati fasilitas yang kami sediakan.
Unknown mengatakan…
Halo ,
Mba impress banget sama pengalamannya disana .
saya beru saja diterima kerja di perusahaan karet pt multistrada agro Intr. dan akan ditempatkan didesa Hambau .
klo harga- harga kelengkapan sehari-hari disana mahal sekali kah ?? trus kira2 kita perlu persiapan apa saja ya ?

mungkin saya akan setahun ditempatkan disana .
Rabassenja@gmail.com mengatakan…
Aaaaaaaa aku sukaaa, warbiasyah syekaleee ibuuu:), aku baru baca ketika udah lulus:"

Postingan Populer